Saat membahas bisnis kuliner, terutama saat melihat bisnis kuliner asing yang bertengger rapih di mall Indonesia pasti hal tersebut membuat Anda berandai-andai tentang apakah bisa suatu saat nanti bisnis kuliner yang Anda jalankan diekspansi ke pasar global.
Tentunya saat ingin mengekspansi bisnis kuliner di pasar global, banyak hal yang harus dipertimbangkan, diperhitungkan, dan dipenuhi sebelum mulai menyusun rencana konkret tentang cara mengurusnya.
Persaingan bisnis kuliner dalam kancah global tentunya juga akan sangat berbeda dengan persaingan bisnis kuliner di Indonesia karena letak geografis wilayahnya yang berbeda dan lain sebagainya.
Yuk, mulai cari tahu bagaimana peluang bisnis kuliner, tren pasar terkini, problematika apa saja yang biasa dihadapi saat mengekspansi bisnis kuliner di pasar global, hingga rekomendasi bisnis kuliner yang menguntungkan dengan membaca artikel berikut.
Bisnis Kuliner
Sekilas tentang sejarah dari bisnis kuliner, salah satu jenis bisnis yang terus berkembang pesat di era modern ini dipercaya mulai ditemukan saat ada leluhur yang mulai memanaskan daging menggunakan energi panas, kemudian menambahkan sayuran dan bumbu dari biji-bijian.
Dimulai dari metode memasak yang sederhana seperti memanaskan, kemudian menjadi berkembang metodenya dengan cara memanfaatkan uap panas (mengasap) dan pengasinan makanan. Selanjutnya perkembangan besar mulai terjadi di tahun 1789, saat para koki hebat dipekerjakan di rumah bangsawan Perancis.
Pada masa kini tepatnya era globalisasi 4.0, bisnis kuliner sudah sangat berkembang dan terus membuat banyak inovasi. Dengan itu, faktor persaingan antara satu bisnis kuliner dengan yang lainnya menjadi semakin bertambah. Faktor tambahan tersebut adalah seperti nilai estetika, kebutuhan penunjang, kenyamanan tempat, dan lain sebagainya.
Tetapi walau dengan banyak faktor tambahan tersebut, hendaknya para pelaku bisnis juga tetap memperhatikan cita rasa dari produk makanan yang disajikan karena hal tersebut merupakan inti dari bisnis kuliner.
Perkembangan Bisnis Kuliner di Indonesia
Bisnis kuliner yang tergolong ke dalam industri makanan dan minuman diproyeksikan akan menjadi sebuah tren. Karena di Indonesia telah banyak terdapat pelaku bisnis kuliner yang menerapkan sistem pembayaran non-tunai.
Sehingga dengan semakin memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, target pasar yang bisa dicapai menjadi semakin luas. Dengan ini bisnis kuliner pun tentunya semakin berkesempatan untuk terus mengekspansi bisnis dan menambah keuntungannya.
Terutama saat pandemi Covid-19, bisnis kuliner di Indonesia menjadi industri yang berkontribusi besar bagi perekonomian negara dengan tren baru yaitu dengan memanfaatkan platform pengiriman makanan.
Data dari laporan tren makanan dan minuman GrabFood Indonesia tahun 2021 menunjukkan bahwa, pada tahun 2020 bisnis kuliner atau makanan dan minuman ini menunjukkan peningkatan penjualan ke angka 50% walau dengan aturan ketat yang kerap diterapkan pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena juga dipengaruhi oleh pengadaan paket kombo oleh para restoran sebagai strategi penjualan di kala pandemi.
Tersedianya layanan online pengantar makanan sangat membantu para pelanggan tetap bisa memesan makanan tanpa mendatangi restoran yang dituju, sehingga tingkat penjualan bisa meningkat.
Kabar baik tersebut tentu juga menjadikan bisnis makanan, pemasok bahan baku makanan, bisa tetap bertahan untuk menjalankan bisnisnya. Pekerja lainnya yang terlibat pun bisa tetap mendapat penghasilan.
Peluang Bisnis Kuliner Ekspor
Tidak terbatas pada skala nasional saja, bisnis kuliner atau bisnis makanan dan minuman Indonesia juga bisa dan berkesempatan untuk melebarkan ekspansi bisnisnya ke kancah internasional.
1. Pasar Eropa
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan pada Juli 2020, bahwa terdapat peluang ekspor bisnis kuliner, produk makanan dan minuman Indonesia ke pasar Eropa. Fokus pasar utama dari produk yang rencananya akan diperhatikan untuk diekspor adalah seperti produk berbahan baku alami, organik, dan bumbu olahan yang merupakan bahan baku kuliner di Indonesia.
Pemanfaatan peluang bisnis kuliner ekspor yang telah didukung pula oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) tentunya bisa bantu meningkatkan daya saing produk makanan atau minuman milik Anda, sumber daya manusia, dan pastinya bisa membantu Indonesia dalam meningkatkan nilai ekspor pangan olahan Indonesia ke dunia.
2. Pasar Kanada
Di lain waktu pada Juni 2020, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah menginisiasikan agar produk dari bisnis kuliner Indonesia bisa memperluas kawasan bisnisnya ke Kanada.
Karena peraturan food safety di Kanada sangat ketat, jika Anda ingin mencoba ekspansi bisnis ke Kanada, maka haruslah sangat memperhatikan keadaan produk makanan dan minuman sebelum dikirimkan berikut dengan regulasi-regulasi lainnya.
Salah satu contoh aturannya adalah seperti jika dalam produk makanan atau minuman yang akan diekspor oleh pengusaha Indonesia mengandung dairy product, maka harus dicantumkan dalam deskripsi kemasan.
Contoh lainnya seperti jika produk dalam proses produksinya bercampur dengan kandungan tambahan seperti kacang-kacangan, maka juga harus dicantumkan di dalam deskripsi kemasan. Karena, masyarakat Kanada banyak yang mempunyai alergi terhadap kacang-kacangan.
Disebutkan juga bahwa peluang produk ekspor lainnya adalah daging merah, makanan laut, dan produk organik yang menyehatkan.
3. Amerika Serikat
Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia, masyarakat Amerika Serikat sangat menyukai produk kuliner Indonesia. Adapun jenis produk yang disukai bukanlah yang termasuk ke dalam jenis makanan cepat saji seperti burger, es krim, nugget, dan sebagainya, melainkan produk makanan yang tergolong ke dalam jenis makanan slow food.
Jenis makanan slow food adalah jenis makanan yang proses mengonsumsi makanannya tidak perlu terburu-buru. Salah satu contoh jenis makanan slow food adalah seperti produk permen, kopi, teh, kecap, dan jeli.
Bahan makanan yang kerap disukai masyarakat Amerika adalah vanila dan kayu manis. Selain itu juga, masyarakat Amerika Serikat juga menyukai berbagai produk alat makan buatan Indonesia seperti gelas dan piring.
Rekomendasi Bisnis Kuliner yang Menguntungkan
Selain produk makanan atau minuman yang telah diidentifikasi bisa memasuki pasar Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat, terdapat juga banyak jenis produk lainnya yang juga memiliki peluang untuk bisa diekspor ke pasar global.
1. Olahan Buah
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan keanekaragaman buahnya. Adapun buah tropis di Indonesia adalah seperti apel, jeruk, pisang, pepaya, rambutan, dan yang lainnya.
Kemudahan dalam menghasilkan buah dari tanah Indonesia ini bisa dijadikan ide untuk memproduksi berbagai olahan dari buah tersebut.
Contoh jenis olahannya adalah acar, buah kaleng, asinan, sayuran beku, aneka selai.
2. Makanan Olahan
Disebut makanan olahan, karena makanan tersebut telah melalui serangkaian proses untuk menambahkan gula, garam, lemak, dan bahan penyedap lainnya. Makanan olahan mempunyai banyak jenisnya seperti, makanan penutup, makanan ringan, makanan siap saji, dan makanan yang dipanaskan.
Adapun contoh ide makanan olahan yang bisa diproduksi adalah biji kopi atau beras.
Tren Pasar untuk Bisnis Kuliner Global
Melakukan berbagai riset dan melakukan pertimbangan sebelum mulai mengekspansi bisnis adalah penting. Mengekspansi bisnis bisa dilakukan dalam berbagai cara, seperti dengan melakukan ekspor produk dari rekomendasi di atas atau membuka kedai secara langsung di negara yang bersangkutan.
Cara Melakukan Ekspor Bisnis Kuliner
Menjalankan bisnis lintas negara tentunya harus memiliki berbagai izin dan mengurus berbagai dokumen yang dibutuhkan. Berikut merupakan beberapa keperluan yang perlu dipersiapkan untuk melakukan ekspor bisnis kuliner ke kancah internasional.
1. Siapkan Produk dan Identifikasi Pasar
Setelah menyiapkan produk, identifikasi pasar pun harus dipersiapkan seperti identifikasi calon pembeli yang berminat, lembar permintaan barang, dan lembar pemesanan agar memudahkan proses menjalin kontrak kerjasama dengan pihak luar.
2. Surat Kontrak Penjualan
Surat kontrak penjualan atau surat perjanjian jual beli perlu dipersiapkan untuk menjadi dokumen resmi yang nantinya akan ditanda-tangani oleh pihak pembeli maupun pihak penjual.
3. Letter of Credit
Perlu dipersiapkan juga surat yang digunakan saat ada pihak yang melakukan pembayaran melalui pihak ketiga atau bank sebagai penjamin dalam transaksi ekspor yang dilakukan.
4. Memahami Proses Cargo Shipment
Hal ini bertujuan agar pihak eksportir dapat mengetahui bahwa barang telah dikirim kepada importir. Proses Cargo Shipment ini juga bisa menjadi bukti pengiriman barang jika sewaktu-waktu terdapat kesalahpahaman yang terjadi antara pihak eksportir dan importir.
5. Shipping Documents Negotiations Process
Proses pencairan dokumen pengapalan ini digunakan untuk melakukan klaim atas barang yang sudah dibayar oleh importir ke bank. Dokumen ini diperlukan saat dilakukan proses klaim uang atas barang yang sudah dikirimkan. Saat proses ini dilakukan, sebaiknya dokumen yang menjadi syarat kelengkapan lain pun dipersiapkan agar memudahkan pemeriksaan.
Apalagi yang Harus Dilakukan?
Agar bisa memudahkan komunikasi antar pihak di lintas negara, Anda bisa menerjemahkan berbagai keperluan dokumen yang diperlukan di Mega Translation Service menjadi bahasa dari pihak kedua. Selain jasa penerjemahan bahasa, kami juga menawarkan jasa legalisasi yang bisa membantu Anda menyelesaikan urusan menerjemahkan dan persetujuan dari pemerintah melalui Mega Translation Service Sekaligus.
Dapatkan informasi lain seputar jasa penerjemahan untuk bisnis Anda dan paket promo yang bisa Anda dapatkan di website kami.