Publikasi hasil penelitian dalam bentuk jurnal ilmiah, kadangkala mempunyai kesalahan menulis jurnal ilmiah yang cukup fatal. Karya ilmiah yang dibuat dan dipublikasikan haruslah mengandung informasi yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena karya-karya ilmiah ini umumnya menjadi rujukan suatu tindakan. Sehingga krebibilitas informasi yang terkandung harus teruji secara baik.
Selain mengandung informasi yang kredibel, penulisan karya ilmiah juga harus menjadi perhatian penting. Seringnya jadi bahan rujuan, penulisan karya ilmiah harus jadi fokus utama. Sehingga transfer ilmu yang penulis harapkan bisa terealisasikan. Tahukah anda? Bahwa dengan membuat karya tulis ilmiah, bisa mempangaruhi kepangkatan dan kualitas dari tenaga pengajar di perguruan tinggi. Melihat pentingnya fungsi karya ilmiah, maka anda harus memperhatikan penulisannya dengan seksama.
Namun jika anda masih kesulitan untuk mengidentifikasi kesalahan menulis jurnal ilmiah, anda berada di tempat yang tepat. Pada artikel ini, kami akan membahas kesalahan menulis jurnal ilmiah. Dengan memahami kesalahan menulis jurnal ilmiah, harapannya anda menjadi paham dan tidak melakukan kesalahan ketika membuat jurnal ilmiah. Sehingga jurnal ilmiah yang anda buat akan bisa bermanfaan bagi orang banyak.
1. Kesalahan Menulis Jurnal Ilmiah yang pertama adalah Tidak To The Point
Anda pasti pernah menemukan jurlan ilmiah yang ditulis dengan narasi yang muter-muter, sehingga anda sulit menerima maksud dari narasi tersebut. Menyampaikan poin ide/masalah tidak langsung merupakan kesalahan menulis jurnal ilmiah yang pertama. Seharusnya, penulilsan jurnal ilmiah menggunakan narasi yang straight to the point sehingga dapat meminimalisir gagal paham oleh pembaca.
Dengan narasi yang belit-belit dan tidak tahu arah tujuaannya akan semakin menyulitkan pembaca dalam menerima maksud/ilmu yang sedang penulis sampaikan melalui jurnal ilmiah. Meskipun perlu anda ketahui, bahwa budaya kita telah membentuk pola pikir yang “Induktif“. Sehingga agak sulit untuk kita bisa menyampaikan maksud secara langsung.
Namun, untuk mengatasi permasalah ini, anda bisa membuat outline jurnal ilmiah lebih dulu. Dengan membuat kerangka penulisannya, anda akan lebih mudah menggambarkan value dari hasil tulisan anda nantinya. Sehingga, narasi yang berbelit-belit bisa anda minimalisir. Outline ini juga bermanfaat seperti panduan anda dalam menulisan nantinya, jadi pastikan anda telah membuat outline dengan crafting yang mendalam.
2. Pengulangan yang Tidak Perlu
Penemuan jurnal ilmiah yang penulisannya mengandung banyak pengulangan menjadi pemandangan yang tak bisa lepas dari Indonesia. Pola pikir yang salah, menyebabkan pengulangan yang tidak perlu menjadi kesalahan menulis jurnal ilmiah yang cukup fatal. Dulu, banyak yang berpikir bahwa, semakin panjang semakin baik. Semakin tebal, semakin bermanfaat. Namun sekarang tidak.
Panjang dan tebal bukanlah parameter utama dalam penilaian jurnal ilmiah tersebut berkualitas atau tidak. Karena bisa jadi, dari total 20 halaman dalam jurnal ilmiah, 10 halamannya berisikan afirmasi atau pengulangan data dari paragraf atau halam sebelumnya. Tak jarang juga, terdapat penemuan perbedaan interpretasi data dalam 1 jurnal. Sehingga pembaca menjadi bingung tentang kredbilitas data yang digunakan.
Untuk menghindari kesalahan ini, anda bisa menyantumkan sebuah informasi kunci pada bagian awal jurnal. Kemudian jika anda interpretasi kejadian yang mengharuskan membenturkan informasi pada bagian awal tersebut, anda bisa memanggilnya secara sederha, dan tidak perlu menuliskan penuh kalimatnya.
Contoh: “Seperti yang artistoteles katakan dalam bukunya” atau “Selaras dengan pendapat Abulolo (2008)”.
3. Salah menggunakan Diksi
Dalam menulis karya ilmiah, umumhya menggunakan diksi yang cukup rumit dan memiliki interpretasi yang sulit. Namun apa jadinya jika penggunaan diksi untuk menggambar sesuatu memiliki kesalahan dalam penempatannya. Tentunya akan membuat, kredibilitas jurnal ilmiah anda menjadi pertanyaan.
Oleh karena itu, penting bagi anda untuk memahi lebih dulu kata-kata yang ingin anda cantumkan dalam jurnal ilmiah. Karena penggunakan diksi yang salah seperti pepatah yang berkata, “Nira setitik rusak susu sebelanga”. Meskipun hanya satu diksi, namun dalam dunia akademis itu mencirikan pola pikir yang agak salah.
Karena kesalahan penggunaan diksi memang murni kesalahan pola pikir, bukan teknis penulisan yang masih bisa dalam ambang batas wajar. Misalnya typo, kesalahan ini umum ditemukan, dan penyebabnya pun beragam. Entah penulis yang sudah kelelahan, atau faktor lainnya. Jadi, sebelum jurnal ilmiah anda terbitkan, pastikan keseluruhan data, narasi, dan penulisan telah anda perbaiki.
4. Kesalahan Penerjemahan
Dalam mengumpulkan materi untuk menulis jurnal ilmiah, anda bisa mencari dari berbagai sumber yang kredibel, baik dalam atau luar negeri. Jika anda memiliki bahan yang berasal dari luar negeri, pastikan pada saat penerjemahannya tidak terjadi kesalahan. Karena ini akan berpengaruh pada pemahaman anda, dan juga informasi yang akan anda tulis nantinya.
Dalam jurnal ilmiah, tidak bisa anda terjemahkan menggunakan Google Translate, atau aplikais penerjemahan sejenis. Karena banyak konteks yang termuat di dalamnya, sehingga menggunakan jasa penerjemah tersumpah adalah solusi untuk memastikan hasil terjemahan dari jurnal ilmiah luar negeri sesuai dengan apa yang penulis cantumkan.
Udah Tahu kan Sekarang, Apa Saja Kesalahan Menulis Jurnal Ilmiah itu?
Kesalahan menulis jurnal ilmiah di atas bisa dengan mudah anda hindari jika menggunakan jasa seorang proofreader. Proofreader adalah orang yang bertugas untuk memeriksan kesalahan-kesalahan dalam penulisan jurnal ilmiah anda sebelum anda publikasikan. Kegiatan yang proofreader lakukan bernama proofreading.
Urusan-urusan teknis dan penggunakan diksi bisa dengan mudah di antisipasi oleh seorang proofreader profesional dengan kredibilitas tinggi. Dengan begitu, menyewa seorang proofreader adalah keputusan terbaik yang pernah anda buat. Anda bisa menghemat banyak waktu dan tenaga untuk memastikan jurnal ilmiah anda layak untuk diterbitkan. Anda bisa menggunakan jasa proofreading yang tersebar di berbagai platform media online.
Namun sebelum melakukan kerjasama, pastikan dulu bibit, bobot, dan bebet dari proofreader tersebut.